Karyaku : Cerpen Mabuk Tiga Bara

Mabuk Tiga Bara
            Malam itu cukup cerah, bintang-bintang bertebaran di langit sana. Aku sedang duduk didepan sebuah masjid, menunggu teman yang belum selesai berkemas setelah sholat isya berjamaah bersamaku. Suasana malam minggu ini cukup ramai.Terlihat orang-orang berlalu-lalang, terutama para muda-mudi yang baru keluar dari sebuah diskotik tak jauh dari masjid ini. Pasti mereka mabuk. Aku benci dengan orang mabuk, tapi aku suka mengamatinya. Bagaimana mungkin seorang manusia dapat sedemikian bodohnya yang malah membuang kewarasannya sendiri. Aku memperhatikan seorang remaja,ia sempoyongan mencari sesuatu, pasti mencari motornya.Ia kemudian menaiki sebuah motor, dia mencoba memasukkan anak kunci ke lubang kunci motor tersebut, sepertinya tidak berhasil. Oh, tak kusangka, motor itu roboh, aku bersama temanku yang telah selesai berkemas langsung menghampirinya. Kutanyakan kelengkapan motornya,hingga temanku berteriak.
            ”Maling, maling !! cepat telepon polisi, ada curanmor, cepat !!”  dengan teriakannya, orang-orang langsung ramai berdatangan, situasi semakin kacau dengan salah seorang pria yang langsung memukul pipi tersangka maling. Aksinya diikuti yang lain, termasuk sahabatku, aku berusaha menghentikannya. Terlambat, ia sudah memar benjot di sekujur tubuhnya. Saat akan membawanya ke kantor polisi, tiba-tiba seorang lelaki berjenggot lebat menerobos maju melewati kerumunan orang.
            “Hei, ada apa ribut-ribut, ada apa dengan sepeda motor saya ? Ini siapa, kenapa, dan mau dibawa kemana ?,” kata lelaki berjenggot tadi.Aku pun menjelaskan padanya dengan detail, ia pun setuju dan langsung membawanya ke kantor polisi. Tiba di kantor polisi, si tertuduh yang telah diketahui bernama Bara masih mabuk parah, pembicaraan antara pak polisi dan bara tidak pernah nyambung, sehingga interogasi dilanjutkan setelah kondisi Bara membaik.
            Keesokan harinya, Bara belum juga sadar.Hingga hari ketiga, ia baru sadar, interogasi pun dimulai.aku dan temanku datang usai sholat dhuhur setelah ditelepon polisi agar menjadi saksi.Kondisi Bara sudah cukup membaik. Aku turut menyimak interogasi serta sesekali menjelaskan apa yang aku ketahui.
           
“Sungguh, pak, saya tidak tahu apa-apa, saya tidak ingat apa-apa, percayalah pak !”Ujar Bara setelah diinterogasi cukup lama.
            Pak Polisi cukup percaya dengan penjelasan Bara.Setelah itu, Pak Polisi terus menerus menasehati Bara agar berhenti mabuk serta tak lupa memberi tahu berbagai macam dampak negatif dari mabuk. Semoga Bara mendengarkannya.
            “Assalamualaikum”,kata seseorang dari luar.
            “Waalaikumsalam, Silakan masuk”, jawab seseorang dari luar. Orang itu langsung masuk, ia terlihat sangat panik. Jelas sekali ia berpakaian dengan tergesa-gesa,mungkin ia Bapaknya.
            “Ya Tuhan, Bara ! Kamu ini kenapa si kamu kabur ke diskotik, Bapak sekeluarga khawatir, tak apalah kamu tidak latihan Thek-Thek, tapi kamu tidak perlulah minggat begini, kalau sudah di kantor polisi, siapa coba yang repot?”Seru orang itu yang merupakan Ayahnya Bara.
            Pak Polisi turut ambil bicara, “Jadi anda mabuk parah seperti ini hanya karena tidak mau latihan Thek-thek? Memangnya kenapa, Bara? Kenapa? Apa kamu malu dengan budaya kita sendiri, malu bermain thek-thek? Seharusnya, budaya itulah yang malu memilii penerus seperti kamu. Tapi, saya rasa ada alasan lain kenapa anda mabuk berat seperti kemarin, jawab sejujur-jujurnya, apakah ada alasan lain?”
            “Terus terang, aku hanya kerumah temanku saat disuruh latihan Thek-thek,tapi benar ada alasan lain kenapa aku pergi ke diskotik dan mabuk-mabukan disana”,Kata Bara,ia berhenti bicara.
            “Jelaskan alasannya sekarang, Bara !”tegas Pak Polisi.

            “Hmm, PACARKU MEMUTUSKANKU!!!”,Kata Bara

Comments

Popular posts from this blog

Langkah Install DirectX 9 Di Windows 10 secara Offline

Trip dan info Pendakian Gunung Slamet 3428 mdpl via Dipajaya, Pemalang

Mengenal Titik Lagrange: Titik Stabil untuk Penempatan Wahana Antariksa